Kesehatan

5 Macam Gangguan Pencernaan Pada Anak  yang Sering Terjadi

Gangguan pencernaan yang terjadi pada balita dengan usia di bawah 3 tahun memang sangat umum terjadi. Namun kondisi ini sering kali membuat orang tua menjadi panik, terlebih lagi jika si kecil jadi rewel sepanjang hari. Untuk itu penting bagi Anda mengetahui berbagai gangguan pencernaan pada anak yang sering terjadi.

  1. Gumoh

Gumoh memang merupakan kondisi yang normal. Pasalnya kerongkongan bayi belum berkembang dengan sempurna. Tak hanya itu, ukuran lambungnya juga cenderung masih kecil. Jadi ketika terlalu banyak makan atau menelan udara saat menyusu, maka si kecil bisa gumoh.

Pada umumnya gangguan ini akan hilang dengan sendirinya ketika bayi sudah mulai menginjak usia 6 bulan hingga 1 tahun. Sebab pada usia ini otot-otot kerongkongan si kecil sudah bisa berfungsi dengan baik. Umumnya kondisi ini tidak akan terjadi secara berlebihan dan menyebabkan gangguan pada tumbuh kembangnya.

  1. Perut Kembung

Umumnya perut kembung akan membuat si kecil menangis dan rewel. Hal ini disebabkan karena saluran pencernaannya belum berfungsi dengan sempurna. Balita yang mengalami perut kembung akan memunculkan gejala yang khas. Mulai dari sering sendawa, perut menjadi keras, rewel, hingga sering kentut.

Umumnya hal ini disebabkan karena cara makan dan minum si kecil yang cenderung cepat atau terlalu pelan, kebiasaan menghisap dot kosong, hingga minum dari botol yang banyak gelembung udaranya. Selain itu hal lain yang bisa membuat si kecil menjadi kembung adalah intoleransi laktosa dan aliran balik asam lambung.

  1. Kolik

Kolik yang terjadi pada bayi biasanya ditandai dengan menangis secara berlebihan. Pada umumnya gangguan ini terjadi pada beberapa minggu awal setelah bayi lahir dan akan berhenti ketika usianya menginjak 4 bulan. Saat mengalami kolik bayi akan menangis selama lebih dari 3 jam selama 3 hari. Umumnya kolik terjadi selama 3 minggu berturut-turut.

  1. Sembelit

Sembelit merupakan kondisi yang cukup umum terjadi. Hal ini biasanya terjadi karena pemberian MPASI, dehidrasi, dan berbagai kondisi tertentu. Sembelit pada si kecil cukup mudah dikenali. Biasanya balita tidak buang air besar selama 3 kali dalam seminggu, susah mengeluarkan kotoran, hingga tekstur kotorannya menjadi keras.

  1. Diare

Umumnya selama anak masih mengonsumsi ASI, susu, formula, dan makanan semi padat maka tekstur tinja saat buang air besar cenderung lunak. Meski demikian Anda perlu waspada ketika si kecil terlalu sering BAB, jumlahnya banyak, dan tinja cair. Hal ini menjadi salah satu gejala yang umum terjadi ketika si kecil mengalami diare.

Meski umum terjadi, namun gangguan pencernaan pada anak tidak boleh dianggap remeh. Terlebih lagi jika gangguan ini terjadi secara terus menerus atau berulang. Sebab ada hubungan antara kesehatan pencernaan sang buah hati dengan tumbuh kembang dan tingkat kecerdasannya.